Label

Sabtu, 05 Desember 2020

UNTUK GADIS ANTAH BERANTAH

Disudut kota, ku merenung

Sendiri ditepian jalan bus kota

Entahlah, membaca buku suatu kenikmatan dalam menjalani pikiran imajinasi

Terbiasa membaca novel beraliran romansa percintaan anak remaja, bahkan tentang suatu hakikat dari kehidupan

             Aku adalah anak remaja yang akan menjadi kepompong,

             lalu akan terbang menjadi kupu-kupu indah nun gagah

            Namun, ada yang mengganjal di lubuk hati

            Tanpa bunyi bel melodi classic yang menyejukkan hati

Terkadang bingung dan merenung menjadi suatu kebiasaan yang beda tipis

Bingung dengan hati, teruntuk siapakah hati ini tertuju

Merenung, beberapa kali kegagalan untuk mencari kekosongan di hati

Berawal dari mata tak mesti harus cinta

            Bertegur sapa tak menentukan kita suka

            Entahlah, hati tak tentu akan merasakan suatu kenyamanan yang menyamankan diri 

            Ketika, dipandang merasa nyaman

            Ketika berbincang merasa ada kegundahan yang tak bisa diucapkan dengan hanya sebatas                     bicara

Semua berasa asam, tanpa ada manisnya

Semesta mungkin memberikan suatu kemisteriusannya

Semesta mungkin menyembunyikan butiran kasih untukku sebelumnya

Garis waktu masih enggan mempertemukan titik tanpa koma

            Untuk perempuan yang antah berantah, cepatlah bertemu dengan sang puan

            Sang puan terlalu menyelami dalam kehampaannya

            Cepatlah isi hati lembayungnya, agar bisa kau ajak melihat mentari

            Maupun senja yang megah itu

            Bersama, dengan riuh tawa nantinya, disapa senjani yang menanti malam untuk menyatukan                  rasa-


-Retorika Hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar